Banyak Hal yang Telah Ditemukan Ilmuwan di Benua Antartika, Apa Saja?
ONEANEWS.com – Antartika merupakan benua yang meliputi Kutub Selatan di Bumi. Benua yang selalu berselimut es tebal dan paling terpencil di Bumi ini memantik keingintahuan para ilmuwan.
Lantas apa saja yang pernah ilmuwan temukan di benua ini?
Para ilmuwan temukan hal-hal menakjubkan di Antartika, seperti 45.000 meteorit dari batuan Bulan, Mars, dan asteroid.
Dilansir dari laman NASA, pada tahun 2016, jumlah total sampel yang ditemukan mencapai 22.000 sampel, dan 19.000 di antaranya telah dikirim ke 600-an ilmuwan seluruh dunia.
Salah satu meteorit tersebut adalah bongkahan meteorit Mars dengan berat sekitar 8 kilogram. Kemudian para ilmuwan juga menemukan ekosistem dengan makhluk tak terduga di kedalaman lapisan es Antartika.
Dilansir dari The Guardian, pada 6 Juni 2022 lalu, sekelompok ilmuwan Selandia Baru menemukan suatu ekosistem di kedalaman 500 meter di bawah permukaan es Antartika, berjarak ribuan kilometer dari tepian Ross Ice Shelf, lapisan es terbesar di Antartika.
Ekosistem tersebut berupa segerombolan makhluk kecil mirip udang berukuran sekitar 5 mm di ekosistem bawah lapisan Antartika.
Selain itu, penemuan lainnya adalah adanya tumbuhan fitoplankton alga yang hidup di bawah es Antartika yang nyaris tanpa cahaya.
Dilansir dari The Science Times, pada November 2022 lalu, kemungkinan tumbuhan tersebut dapat hidup dikarenakan adanya bagian terbuka pada lapisan es yang memungkinkan cahaya Matahari sedikit masuk dan menyebabkan fotosintesis.
Hal ini juga termasuk dalam penemuan arkeologi yang tercatat dalam buku arkeologi Antartika mengenai artefak akhir abad ke-19 dan ke-20 dari Masa Heroik Eksplorasi Antartika, dari tahun 1897-1922.
Selama 25 tahun itu, ada 16 ekspedisi besar dari 8 negara berbeda yang melakukan eksplorasi ilmiah hingga geografi.
Peninggalan mada Masa Heroik ini termasuk stasiun perburuan anjing laut, perburuan paus, hingga gubuk dari ekspedisi Robert Falcon Scott untuk menembus pusat Antartika yang membuat Scott, penjelajah Inggris pertama ke Kutub Selatan, kehilangan nyawa.
Juga kapal Endurance dari ekspedisi Sir Ernest Shackleton tahun 1914-1915 yang hilang, dan bahkan hasil eksplorasi stasiun ‘hantu’ abad pertengahan peninggalan peneliti sebelumnya.
Berbagai penemuan di Antartika tersebut menjadi sejarah baru yang harus dijelajahi dan dilestarikan. Tak hanya itu, catatan sejarah baru ini juga menunjukkan banyak keberanian dari para penjelajah dan ilmuwan yang banyak melakukan pengorbanan saat menjelajahi Antartika.
35 Juta tahun lalu atau sebelumnya, Antartika adalah hutan hujan kuno, alih-alih daratan kering yang dipenuhi es seperti sekarang. Namun, manusia kuno seperti Homo erectus baru ada sekitar 2 juta tahun lalu dan Homo sapiens diketahui eksis 350 ribu tahun lalu.
Menilik hal ini, para ilmuwan sampai kini menganggap bahwa Antartika tidak pernah memiliki populasi manusia pribumi. Selain itu, tidak ada jembatan darat atau titik transit yang jelas bagi manusia prasejarah, terakhir kali Antartika dapat dihuni manusia tanpa bantuan teknologi modern.
Bukti yang ilmuwan miliki sampai saat ini bahwa Benua Antartika pertama kali ditemukan oleh orang-orang Polinesia sekitar tahun 600 Masehi. Temuan ini didasarkan pada studi yang cermat terhadap sejarah lisan suku Maori dan budaya terkait lainnya, yang menggambarkan pertemuan dengan wilayah di selatan yang mungkin adalah Antartika.
Menurut laman Royal Museum Greenwich Inggris, orang-orang Eropa mulai mengeksplorasi Kutub Selatan pada Abad 18. Kapten James Cook menjadi navigator tercatat pertama yang melintasi kawasan Antartika pada Januari 1773, namun tak pernah melihat daratan.
Kemudian pada Januari 1820, Benua Antartika pertama kali terlihat. Masih menjadi perdebatan karena dalam kurun waktu yang sama ada 2 ekspedisi dari Inggris dan Rusia yang mengaku melihat benua berselimut es itu.
Ada Thaddeus von Bellingshausen yang melaporkan ‘ada luasan es yang sangat tinggi’ saat ekspedisi Rusia dan anggota Angkatan Laut Inggris, Edward Bransfield dari Royal Navy yang melaporkan melihat ‘pegunungan tinggi yang diselimuti es’ saat ekspedisi pemetaan Inggris.
Setelah Januari 1820, berbondong-bondong eksplorasi ke Antartika yang memuncak pada Masa Heroik Eksplorasi Antartika dari tahun 1897-1922.
Hingga akhirnya Inggris mendirikan stasiun permanen di Antartika pada Desember 1943 untuk tujuan perang, dan kemudian berkembang menjadi stasiun penelitian British Antarctic Survey tahun 1962.
Antarctic Treaty/Perjanjian Antartika, sebuah perjanjian internasional yang menetapkan bagaimana benua ini harus dilindungi dan diatur.
Dua belas negara – Argentina, Australia, Belgia, Chile, Prancis, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Afrika Selatan, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat – pertama kali menandatangani perjanjian internasional pada tahun 1959, yang menyatakan bahwa Antartika harus menjadi cagar alam, dikhususkan untuk perdamaian dan ilmu pengetahuan. (*)