Penghasilan Istri Bukan Nafkah Bagi Keluarganya

Penghasilan Istri Bukan Nafkah Bagi Keluarganya
Penghasilan Istri Bukan Nafkah Bagi Keluarganya. (Foto: pixabay/pexels)

ONEANEWS.com – Agama Islam melarang seorang istri bekerja untuk mencari nafkah. Namun, saat ini hal tersebut masih sering kita jumpai.

Meski begitu, Ustaz Adi Hidayat dalam salah satu video ceramahnya menekankan bahwa penghasilan istri bukanlah nafkah bagi keluarganya.

Kata nafkah sendiri kata dia hanya diperuntukkan pada seorang suami yang bekerja mencari penghasilan untuk memenuhi nafkah istri dan keluarganya. Sementara istri yang bekerja, bisa disebut sebagai penyalur hobi atau aktivitas tambahan.

“Ketika seorang lelaki bertugas mencari nafkah, ingat ya konteks apapun kalau perempuan nanti bekerja bukan nafkah bisa hobi bisa aktivitas. Tapi nafkah kalau sudah menikah itu ada pada suami,” ungkapnya.

Perihal istri yang bekerja, lanjut Ustaz Adi Hidayat, hal ini sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Ia memberi contoh istri Rasulullah, Aisyah juga pernah bekerja sebagai pengajar.

Sementara sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang lain juga bekerja sebagai perawat. Jika istri ikhlas, ia bisa meniatkan pekerjaan yang dilakukannya untuk membantu suami.

Pentingnya nafkah dari suami tersebut kata Ustaz Adi Hidayat bahkan terganbar pada janji Allah, di mana mereka yang meniatkan pekerjaannya karena Allah untuk mencari nafkah, setiap langkahnya dihitung jihad fisabilillah.

Jihad fisabilillah sendiri berarti berperang di jalan Allah. Sesungguhnya hal ini amat luas, menyangkut segala macam aktivitas yang terpuji.

“Wafatnya (juga) syahid. Maaf ya apakah selama Anda bekerja sudah diniatkan ibadah? Jangan-jangan cuma kerja aja,” tanya dia.

Untuk itulah, Ustaz Adi Hidayat mengajak umat Muslim untuk meniatkan bekerja sebagai ibadah di jalan Allah sehingga semakin berkah, dan jika meninggal dunia di perjalanan pun dianggap sebagai mati syahid. (*)

Bagikan artikel ini ke :
error: