Kritik 100 Hari Kerja Bupati dan Wabup Enrekang, Mahasiswa Erut: Keberhasilan Bukan soal Ganti Warna-Slogan, tapi Tindakan Nyata

Kritik 100 Hari Kerja Bupati dan Wabup Enrekang, Mahasiswa Erut: Keberhasilan Bukan soal Ganti Warna-Slogan, tapi Tindakan Nyata
Muhammad Sofyan. (Foto: dok. Pribadi)

ONEANEWS.com – Seratus hari pertama masa pemerintahan Bupati Enrekang Yusuf Ritangnga dan Wakil Bupati Andi Tenri Liwang menuai sorotan tajam.

Janji-janji kampanye yang dikemas dalam slogan “Enrekang Sejahtera” dinilai belum menunjukkan arah kebijakan yang jelas, bahkan dianggap jauh dari harapan.

Pasangan Yusuf-Andi Tenri dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 lalu, usai memenangkan kontestasi Pilkada Enrekang 2024.

Dalam masa kampanyenya, mereka menjanjikan sepuluh program unggulan, mulai dari jaminan gagal panen, modal usaha tani, perbaikan tata kelola pupuk bersubsidi, hingga beasiswa untuk masyarakat kurang mampu.

Namun, setelah lebih dari tiga bulan menjabat, berbagai elemen masyarakat mulai mempertanyakan realisasi program-program tersebut.

Salah satu kritikan dari Muhammad Sofyan Mahasiswa Asal Enrekang Utara (ERUT). Ia menilai, 100 hari kerja bukan ajang untuk mengganti warna cat tembok hingga mengganti nama slogan tapi harus berupa tindakan nyata yang bisa membawa masyarakat enrekang kepada jalan menuju kesejahteraan.

Sebab, 100 hari kerja merupakan cerminan kinerja dari pemerintah daerah kedepannya bukan seolah-olah ketidakmampuannya di bungkus dengan aset rezim lama yang dianggap meninggalkan luka.

“Saya melihat masyarakat penuh harapan adanya gebrakan perubahan yang dilakukan oleh Bupati Dan Wakil Bupati membawa bumi Massenrempulu ke arah yang lebih baik dan menutupi aset rezim lama jika dianggap meninggalkan luka. Tapi tidak sadar bahwa kepemimpinannya saat ini belum jelas arah kebijakannya dan janji-janji yang di gaungkan yang menjadi target 100 hari kerja seperti pelayanan kesehatan dan sampah nyata gagal di depan mata” ungkap dia dalam keterangannya, Senin (9/6/2025).

Ia menambahkan bahwa, seratus hari pertama pemerintahan pasangan ini tidak memberikan dampak nyata bagi masyarakat kabupaten enrekang

“Sepuluh program unggulan yang dijanjikan masih sebatas wacana. Sampai hari ini, belum ada kebijakan konkret yang menunjukkan keseriusan mereka dalam menjalankan visi-misi,” kata dia.

Ia juga menyoroti pentingnya 100 hari pertama sebagai momentum peneguhan arah kepemimpinan. “Mestinya, ini menjadi fondasi awal yang kokoh, bukan hanya ajang pencitraan semata” tegas Mantan Ketua HPMM Cabang Enrekang Utara.

Tak hanya soal program yang belum terealisasi. masyarakat saat ini menanti langkah konkret Bupati Enrekang Yusuf Ritangnga dan Wakil Bupati Andi Tenri Liwang, agar kepercayaan publik tidak kian tergerus.

“Kami ingin Bupati Dan Wakil Bupati Enrekang tumbuh dari kritik dan masukan rakyat. Kritikan ini bukan hanya sekedar simbolis saja, tapi dijadikan bahan evaluasi kedepan. Karna nasib enrekang akan ditentukan oleh rezim saat ini untuk jalan menuju kesejahteraan atau malah sebaliknya” tutup pria yang akrab disapa Pian itu. (Rls)

Bagikan artikel ini ke :