Bugis School Mulai Terima Peserta Didik di Setangkai Bunga Makka

Bugis School Mulai Terima Peserta Didik di Setangkai Bunga Makka
Bugis School Mulai Terima Peserta Didik di Setangkai Bunga Makka. (foto: istimewa)

ONEANEWS.com – Pembelajaran bahasa daerah, khususnya Bahasa Bugis perlahan-lahan mendapatkan perhatian publik bersama munculnya kesadaran generasi baru tentang pelestarian budaya yang menjadi salah satu pilar dalam mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan.

Indikator penerapan esensi bahasa yang menjelma budaya tutur dan tulis bangsa yang terdekat dari lingkungan sekitar kita menemukan atmosfir terbarukan dengan munculnya keresahan bersama atas bahasa daerah yang perlahan mengalami disrupsi dan gempuran budaya massa dari luar.

Momentum tersebut menjelma kesempatan bagi tercapainya semangat pelestarian budaya, terkhusus melalui pemberdayaan potensi dalam bahasa daerah. Atas dasar tersebut Bugis School kini hadir dan mulai menerima peserta didik di Setangkai Bunga Makka, Jl. H. Andi Abu Bakar dekat Monumen 40.000 Jiwa Kota Parepare.

“Gerakan di Setangkai Bunga Makka ini kita harap berlangsung organik yang bertujuan untuk meraih kemenangan-kemenangan kecil dalam pelestarian seni budaya yang terdekat dari diri kita. Salah satunya dengan membuka Bugis School. Fokusnya belajar bahasa daerah, dan untuk saat ini kita buka kelas Bahasa Bugis,” terang Ibrah La Iman, Chief Executive Officer (CEO) Bugis School.

“Saya meyakini dengan terbukanya Bugis School, warga memiliki alternatif lain dan baru dalam belajar bahasa, apatah lagi bahasa ibunya sendiri. Hari-hari ini saya menyimak di kalangan milenial dan gen z menguasai bahasa daerah bisa menjadi kepercayaan diri sendiri sembari belajar bahasa impor dari negara lainnya,” jelasnya.

“Anak-anak sekarang selain tahu lagunya Selfi Yamma yang berbahasa Bugis atau Ridwan Sau dengan lirih gembira nyanyian Makassar juga bisa meniru Emily Amstrong di Linkin Park atau Sam Kim dari Korea Selatan. Bagi saya itu menarik sekaligus menakjubkan, mampu bahasa daerahnya dan berbahasa international, perpaduan harmoni kekayaan semesta dalam diri manusia bukan,” tutup Ibrah, yang juga seorang penulis novel ‘Kappala Luttu: Habibie Der Junge Von Bugis’.

Optimisme para penggiat budaya melalui pelestarian bahasa ibu juga dapat terwujud dengan keniscayaan terbuka berdiri sendirinya Kementerian Kebudayaan. Setelah sebelumnya berjalan berupa-rupa program yang difasilitasi negara maupun inisiatif warga sebagai bentuk inovasi yang berlatar belakang pelestarian kebudayaan. Diantaranya Bugis School di Setangkai Bunga Makka bisa jadi bagian puzzle yang dekat dari Ibukota Nusantara.

Adapun Waktu Pendaftaran mulai tanggal 27 September – 9 Oktober 2024, Khusus Pelajar (SD, SMP, SMA, PT).

Untuk pendaftaran bisa melalui Narahubung: Rey 085216185932 atau melalui https://forms.gle/t9A4tCHTsoHYVdmX8 . (rls)

Bagikan artikel ini ke :
error: