Alasan Kenapa Rumah Orang Kaya Identik dengan Pilar Besar

Alasan Kenapa Rumah Orang Kaya Identik dengan Pilar Besar
Ilustrasi. Alasan Kenapa Rumah Orang Kaya Identik dengan Pilar Besar. (Foto: iStockphoto/Jason Finn)

ONEANEWS.com – Rumah orang kaya memiliki identik dengan pilar yang besar. Memiliki rumah yang megah bisa menjadi impian bagi sebagian orang, tak terkecuali orang-orang di daerah. Untuk desainnya sendiri, umumnya rumah-rumah di daerah memiliki pilar besar dan rumah yang terdiri dari 2 lantai.

Menurut Pengamat Sosial Devie Rahmawati, hal itu tidak terlepas dari pengaruh penjajahan oleh negara-negara barat. Bangunan-bangunan dengan pilar besar, kata Devie, menggambarkan simbol kesuksesan seseorang.

“Bangunan-bangunan dengan tiang itu adalah merupakan bangunan gaya yang diekspor Eropa, yang memang dari konteks penjajahan merupakan bagian dari simbol kekuasaan yang ingin mereka tanamkan ke negara-negara jajahannya sehingga inilah yang mewakili gambaran kesuksesan, kehebatan, dan kebesaran,” kata Devie dikutip dari detik.com.

Tak hanya itu, Devie juga menilai terdapat peran dari media yang menggambarkan tingginya status sosial atau kehebatan seseorang dengan memiliki hunian yang megah, salah satunya lewat tayangan televisi.

“Lihat bagaimana film-film, sinetron-sinetron itu menggambarkan rumah orang yang dianggap mampu itu adalah rumah dengan tiang-tiang itu,” ujarnya.

Senada, Arsitek dari Ohara Architect, Ogie Hartantyo menilai rumah-rumah dengan pilar besar yang dimiliki oleh orang-orang kaya di daerah itu merupakan preferensi desain rumah seseorang dan untuk aktualisasi diri.

“Ya simply mau nunjukin kalau mereka kaya, mereka lebih dari yang lain. Pagar tinggi ya simbolis untuk memisahkan,” katanya kepada detikcom.

Menurutnya, orang-orang yang membangun rumah dengan megah dan memiliki pilar-pilar besar itu kemungkinan besar dulunya kurang mendapat informasi terkait desain rumah. Misalnya, penggambaran dari sinetron yang tayang di televisi menggambarkan rumah orang-orang kaya itu yang memiliki pilar besar.

Meski demikian, Ogie menilai hal itu tak hanya terjadi di daerah saja tetapi juga di perkotaan. Hanya saja, orang-orang di perkotaan lebih banyak referensi desain hunian.

“Sebenarnya orang kaya di kota juga sama aja kok. Bedanya preferensi mereka lebih banyak aja, lebih banyak tahu bangunan dengan arsitektur ‘keren’, lebih punya akses ke arsitek bagus, jadi ada yang memberikan arahan. Tapi ya sama saja, tujuannya aktualisasi diri,” terangnya.

Ke depan, Ogie menilai kemungkinan rumah yang identik dengan ‘orang kaya’ sudah tak melulu dengan pilar besar. Hal itu karena sudah banyak akses informasi yang bisa didapatkan terkait desain rumah sehingga terdapat banyak pilihan.

“Menurutku ke depannya akan lebih beragam (bangunan rumah orang kaya) sesuai dengan preferensi masing-masing,” tandasnya. (*)

Bagikan artikel ini ke :
error: