Ciri-ciri dan Penyebab Cacingan pada Anak

Ciri-ciri dan Penyebab Cacingan pada Anak
Ciri-ciri dan Penyebab Cacingan pada Anak. (Foto: istimewa)

ONEANEWS.com – Infeksi karena cacing menjadi kondisi kesehatan yang paling umum terjadi pada anak. Masalah ini lebih rentan menyerang anak yang mengalami kemiskinan ekstrem di negara berkembang.

Inilah mengapa orang tua perlu tahu bagaimana ciri-ciri anak cacingan. Sebab, cacingan yang terjadi pada anak adalah ancaman kesehatan utama di tingkat global terhadap anak.

Infeksi bisa terjadi ketika anak mengalami kontak langsung dengan telur cacing dari makanan, minuman, atau benda. Bahkan, apabila anak tidak mencuci tangan, infeksi bisa menyebar ke orang lain.

Kenali Ciri-Ciri Anak Cacingan

Sebagian besar kasus anak yang mengalami cacingan tidak menunjukkan gejala yang serius dan berbahaya.

Bahkan, orang tua bisa tidak menyadari gejalanya karena mirip masalah kesehatan lainnya.

Namun, orang tua tetap perlu tahu apa saja ciri-ciri anak cacingan. Gejala yang paling khas adalah anak mengalami penurunan nafsu makan.

Selain itu, ciri-ciri anak cacingan lainnya termasuk:

  • Mengalami penurunan berat badan.
  • Sulit konsentrasi.
  • Kurang bersemangat (lemah, letih, lesu).
  • Tidur menjadi tidak nyenyak.
  • Perut terasa kembung, keras, dan nyeri.
  • Pantat terasa gatal, dapat memerah dan meradang karena anak sering menggaruknya.
  • Terdapat cacing pada feses saat anak buang air besar.
  • Mengeluarkan bunyi saat bernapas.
  • Mudah tersinggung.

Berbagai Penyebab Cacingan pada Anak

Ada berbagai faktor yang dapat memicu infeksi cacing pada anak.

Misalnya, tidak cuci tangan sebelum makan, kebiasaan menggigit kuku, jajan sembarangan, kontak dengan orang terinfeksi, dan mengonsumsi buah atau sayuran yang belum dicuci bersih, atau mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau tidak matang sempurna, bahkan dapat tertular dari hewan peliharaan, tidak memakai alas kaki saat bermain di luar.

Cacing bisa masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara.

Contohnya, dari makanan atau sentuhan seperti ketika tangan bersentuhan dengan tanah atau tinja yang mengandung telur cacing.

Kemudian, telur cacing tersebut tersebut masuk ke dalam mulut ketika anak makan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.

Ketika sudah berada di dalam, telur cacing akan menetas pada usus kecil dan bergerak menuju anus. Nah, cacing yang sudah menetas bisa tertinggal di dalam usus.

Tampilan fisiknya tampak seperti benang berwarna putih.

Panjangnya berkisar satu sentimeter dan hidup pada usus bagian bawah. Satu ekor cacing betina dapat bertelur hingga 16 ribu butir.

Telur ini juga menjadi penyebab infeksi. Penyebaran terjadi ketika anak menggaruk pantat (karena gatal) dan tidak langsung mencuci tangan.

Hal ini menyebabkan telur-telur cacing tersangkut pada kuku.

Cacing yang tersangkut pada kuku ini yang menjadi penyebab penyebaran penyakit ke orang lain. Guna menekan penyebarannya, ibu bisa mengajarinya bagaimana langkah menjaga kebersihan dengan baik. (*)

Sumber: halodoc

Bagikan artikel ini ke :