Pengurus OSIS MA Punnia Pinrang Dilantik di Tempat Bersejarah
ONEANEWS.com – Pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Madrasah Aliyah Muhammadiyah Punnia, Kabupaten Pinrang masa bakti 2024-2025 dilantik di Benteng Fort Roterdam, Makassar.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MA Muhammadiyah Punnia, Rustan Efendi S.Pd MPd mengatakan, pelantikan di salah satu situs bersejarah di Sulawesi Selatan ini untuk memotivasi Pengurus OSIS.
“Karena Santri dan santriwati MA Muhammadiyah Punnia dituntut terus mengembangkan diri, wawasan dan berkarya dalam berbagai bidang,” kata dia melalui pesan singkat Sabtu (10/2/2024).
Benteng Fort Rotterdam adalah salah satu peninggalan kerajaan Gowa-Tallo Benteng bernuansa arsitektur Eropa ini , adalah benteng pertahanan pasukan kerajaan Gowa-Tallo di masanya.
Rustan menambahkan, tempat ini menjadi lokasi pelantikan dengan harapan pengurus OSIS mengenal budaya sipakalebbi, sipakasiri, dan sipakainga.
“Dan yang terpenting adalah pengurus OSIS memiliki cakrawala berpikir yang luas, dengan karakter yang kuat dalam mengembangkan diri dan pantang menyerah dalam berkarya,” ungkap dia.
Sejarah Singkat Benteng Fort Rotterdam
Benteng Fort Rotterdam dibangun pada abad ke 16 atau sekitar tahun 1545 oleh Raja Gowa X , I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung atau Karaeng Tunipalangga Ulaweng.
Benteng Fort Rotterdam awalnya bernama Benteng Ujungpandang yang dibangun berbentuk segi empat dengan bahan dasar campuran batu dan tanah liat yang dibakar hingga kering.
Pada 9 Agustus 1634, Sultan Gowa XIV I Mangerangi Daeng Manrabbia atau Sultan Alauddin membuat dinding tembok dengan batu padas hitam. Batu ini didatangkan dari daerah Gowa dan Takalar. Dan Pada 23 Juni 1635, dibangun lagi dinding tembok kedua di dekat pintu gerbang.
Antara tahun 1655-1669 Benteng Ujungpandang hancur dalam Perang Makassar. Saat itu Belanda menyerang Kesultanan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin.
Puncak peperangan terjadi pada tanggal 18 November 1667. Peperangan ini mengakibatkan sebagian bangunan Benteng Fort Rotterdam hancur dan Kesultanan Gowa mengalami kekalahan. Sultan Hasanuddin akhirnya dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya.
Setelah berhasil menaklukan Kerajaan Gowa, Gubernur Jendral Speelman kemudian membangun kembali benteng yang sebagian bangunannya sudah hancur dengan gaya arsitektur Belanda.
Benteng ini kemudian berubah nama menjadi Fort Rotterdam yang diambil dari nama kota tempat kelahiran Speelman di Belanda.
Luas Benteng Rotterdam secara keseluruhan mencapai 12,41 Hektar. (*)
Reporter: Suardi