Satu Napi Kabur dari Lapas Parepare Usai Panjat Tembok Kawat Berduri

Satu Napi Kabur dari Lapas Parepare Usai Panjat Tembok Kawat Berduri
Satu Napi Kabur dari Lapas Parepare Usai Panjat Tembok Kawat Berduri. (Foto: Eka Pratama)

ONEANEWS.com – Nama Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Parepare kembali heboh. Bukan karena prestasi, tapi karena salah satu narapidana (Napi) yang ditahan di Lapas Parepare, berhasil melarikan diri.

Identitas Napi yang melarikan diri yaitu Heri bin Herman (22 tahun), warga Jalan Takkalao, Kelurahan Bukit Indah, Kecamatan Soreang, Kota Parepare.

Heri merupakan Napi yang terjerat kasus pidana kejahatan Perlindungan Anak dengan hukuman 10 tahun. Heri baru menjalani hukuman selama 8 bulan.

Kepala Lapas Kelas IIA Parepare, Totok Budiyanto menampik bahwa pelarian Napi Heri disebabkan kelalaian dari pihak Lapas Parepare. Sebab, pelarian Napi Heri adalah murni yang dilakukan dengan cara memanjat tembok Lapas yang sudah dipasangi kawat berduri.

“Ini pelarian murni karena dia melalui tembok,” ujar Totok kepada wartawan di Lapas Kelas IIA Parepare, Senin (29/1/2024), pagi.

Dalam pelariannya, Napi Heri menggunakan alat khusus. Namun tidak disebutkan secara spesifik alat tersebut. Hanya saja, menurut Totok, alat yang digunakan yaitu celana korban sebagai penahan agar terhindar dari kawat berduri di dinding tembok Lapas Parepare.

Kepala Lapas Kelas IIA Parepare, Totok Budiyanto
Kepala Lapas Kelas IIA Parepare, Totok Budiyanto. (Foto: Eka Pratama)

“Alat khususnya itu ada, karena dia bisa merangkak itu memang karena ada untuk pijakan. Terus kedua itu dia menggunakan celananya untuk melindungi dirinya dari kawat itu (kawat berduri),” ujar Totok.

Kendati demikian, alat yang digunakan untuk melindungi Napi Heri dari kawat berduri tidak sepenuhnya berhasil melindunginya, karena tangan maupun kakinya terkena kawat berduri di tembok atau dinding Lapas.

“Namun posisi dia melindungi, itu tidak sampai melindungi tangan dan kakinya, sehingga ada luka di tangan maupun kakinya. Sehingga ada bekas tangan dan kaki berdarah di situ (tembok), sampai ke lokasi menuju Tegal di sana ,” kata dia sambil menunjuk ke arah Wilayah Tegal.

Bekas darah Napi Heri yang melarikan diri dari Lapas Parepare, menempel di tembok.
Bekas darah Napi Heri yang melarikan diri dari Lapas Parepare, menempel di tembok. (Foto: Eka Pratama)

Dia mengungkapkan, sepanjang pelariannya, Napi Heri meninggalkan bekas darah akibat luka yang terus mengucur.

“Selama perjalanannya ini darah mengucur terus,” ucap Totok.

Totok berharap Napi Heri segera menyerahkan diri.

“Makanya saya berharap warga binaan tersebut segera menyerahkan nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kenapa? Karena itu kan menjadi tanggung jawab kami yang harus kami rawat apabila yang bersangkutan apabila kita temukan nanti atau mungkin diserahkan oleh keluarganya atau yang bersangkutan menyerahkan diri,” tandas Kalapas Parepare, Totok Budiyanto. (*)

Bagikan artikel ini ke :
error: