Kunfunadhoo di Maladewa, Wisata Alam Pulau Bebas Nyamuk

Kunfunadhoo di Maladewa, Wisata Alam Pulau Bebas Nyamuk
Kunfunadhoo di Maladewa, Wisata Alam Pulau Bebas Nyamuk. (Foto: iStockphoto/alisonteale24)

ONEANEWS.com – Saat berlibur ke alam, sungai, hutan, atau tebing, barangkali kamu pernah mengeluh tentang banyaknya nyamuk yang mengganggu saat wisata di sana.

Selain mengganggu keasyikan dan kenyamanan liburan karena rasa gatal, eksistensi nyamuk seringkali mengancam gigitan yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti malaria hingga demam berdarah.

Namun, ada pulau wisata di Maladewa yang tidak dihidupi nyamuk di dalamnya. Adalah Pulau Kunfunadhoo yang diklaim tidak ada hewan terbang penghisap darah itu di dalamnya.

Kunfunadhoo merupakan pulau pribadi yang dikelola oleh resor Soneva Fushi. Resor itu telah berhasil memberantas kehidupan nyamuk di pulau itu.

Mereka melakukan pemberantasan nyamuk dengan memperkuat keberadaan tanaman dan hewan tropis di sana.

Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan perusahaan Biogents asal Jerman yang mengembangkan perangkap nyamuk yang mengandalkan pemikat ramah lingkungan.

“Kami telah mencari cara untuk mengendalikan nyamuk tanpa menggunakan bahan kimia,” kata Direktur Kesadaran Sosial dan Lingkungan Soneva, Arnfinn Oines, seperti dilansir dari CNN Travel.

Oines mengungkapkan pemberantasan juga sebenarnya bisa dilakukan dengan metode pengasapan panas dan penghembusan kabut, tetapi cara iru bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang-orang di sana, hanya membunuh nyamuk dewasa, dan membunuh populasi serangga lain.

Sistem Biogents baru digunakan pertama kali oleh Soneva pada tahun 2019 dan menggunakan dua jenis perangkap. Dengan total 500 perangkap, semuanya ditempatkan di sekitar pulau.

Jenis pertama adalah BG-GAT, perangkap pasif untuk nyamuk yang sudah menggigit manusia dan mencari tempat bertelur.

Kedua adalah BG-Mosquitaire CO2 untuk nyamuk yang mencari mangsa darah manusia dengan konsepnya yang meniru kulit manusia.

“BG-Mosquitaire CO2 unik dan efektif karena mensimulasikan manusia dengan menggunakan CO2 dan bau keringat,” ujarnya.

Perangkap itu berbau dan bernafas seperti manusia agar memikat serangga. Hasilnya, ribuan nyamuk terperangkap dalam beberapa minggu pertama.

Selain menggunakan perangkap, resor ini juga menghindari perkembangbiakan nyamuk dengan mengurangi benda yang bisa menampung air seperti batok kelapa.

Program ini dinilai sukses dan mencatat penurunan drastis nyamuk di pulau itu hingga 98 persen pada tahun pertama.

“Kami menghitung jumlah nyamuk yang ditangkap setiap hari, penghitungannya tentu menjadi lebih mudah karena jumlahnya berkurang. Kami mendapat banyak komentar positif dari tamu tetap yang datang kembali dari tahun ke tahun, dan kami menyadari perbedaannya,” jelas dia.

Sistem BIogents ini juga dinilai efektif untuk penggunaan jangka panjang tanpa efek samping bakteri yang menjadi resisten. Sejak berhenti menggunakan pembasmi kimia, serangga asli Maladewa kembali tumbuh subur.

“Penyerbuk alami ini kini kembali berlimpah, yang berarti terdapat lebih banyak bunga, lebih banyak buah, dan lebih banyak hasil bumi,” kata Oines.

Menurutnya, semakin banyak buah dan serangga, maka semakin banyak burung dan kunang-kunang yang datang.

Metode ramah lingkungan dan berkelanjutan ini dinilai bisa membantu meningkatkan keanekaragaman hayati di sana. Hal ini sejalan dengan komitmen Soneva Fushi didirikan oleh Sonu dan Eva Shivdasani pada tahun 1995, yang berorientasi pada kelestarian lingkungan.

Visinya, mereka ingin menjadi salah satu yang pertama memperkenalkan inisiatif daur ulang, konversi energi, hingga pengurangan limbah di sana.

Saat ini, Soneva Fushi tetap menjadi contoh konsep keberlanjutan dalam dunia pariwisata. Mereka menerapkan filosofi nihil limbah dan program restorasi karang yang inovatif, di samping pengendalian hama ramah lingkungannya.

Soneva bertujuan untuk menjadi pulau bebas nyamuk di Maladewa, tetapi tidak ingin menjadi satu-satunya dengan menerapkan hal serupa di kawasan lain.

Mereka juga telah menerapkan sistem Biogents di Soneva Jani, di Pulau Medhufaru dan di Soneva Secret, resor baru yang akan segera dibuka.

“Hal ini membuat kami berharap dapat membuka resor bebas nyamuk di tahun baru,” kata Oines.

“Kami juga melihat resor lain mengikuti jejak ini. Akan sangat menyenangkan jika seluruh Maladewa bisa melakukan hal yang sama,” imbuhnya. (*)

Bagikan artikel ini ke :
error: