Pengertian, Sejarah, dan Makna Natal
ONEANEWS.com – Setiap tanggal 25 Desember, Umat Kristiani merayakan hari Natal. Secara ringkas, kebanyakan masyarakat hanya mengetahui bahwa Natal adalah Hari Raya Kristen untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus.
Sudah sepatutnya Kita mendalami seluk-beluk tentang Natal secara lebih detail, terkhusus untuk umat Kristiani.
Lantas, apa itu Natal? Bagaimana sejarah kemunculannya, dan apa maknanya? Berikut penjelasannya seperti dikutip dari detik.com.
Pengertian Natal
Mengutip pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Natal berarti (1) kelahiran seseorang atau (2) kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus) dan merupakan hari raya untuk memperingati kelahiran Isa Almasih.
Kata Natal sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti “lahir” sebagaimana dikutip dari skripsi berjudul “Kelahiran Isa sebagai Penempatan Hari Raya Nasrani Perspektif Al-Quran dan Al-Kitab” oleh Aida Rif’atul Ukhrowiyah.
Dalam rangka merayakan Natal, gereja-gereja dihias sebagus dan seindah mungkin. Kemudian, umat Kristiani akan datang untuk mengikuti perayaan keagamaan khusus. Prosesi tukar kado yang begitu identik pun akan dilakukan sebagai bagian dari Hari Raya Natal.
Ibadah dalam perayaan Natal sendiri akan dimulai pada tanggal 24 Desember (malam Natal) dan mencapai puncaknya pada tanggal 25 Desember. Sementara itu, prosesi menghias rumah dan pohon Natal telah dilakukan pada hari-hari sebelumnya.
Sejarah Natal
Menyadur penjelasan dari laman history.com, jauh sebelum datangnya Yesus Kristus, orang-orang di Eropa sudah selalu merayakan hari-hari terang di tengah musim dingin yang gelap. Mulai dari Skandinavia hingga Jerman memiliki perayaannya tersendiri.
Dulu, di Roma, orang-orang mempunyai sebuah peringatan yang disebut Saturnalia. Peringatan ini bertujuan untuk menghormati Dewa Saturnus. Masyarakat akan berpesta-pora dengan segala macam pangan dan minum yang melimpah dalam acara tersebut.
Pada masa-masa awal Kekristenan, kelahiran Yesus tidak pernah dirayakan. Baru pada abad ke-4, kelahiran Yesus ditetapkan sebagai hari raya. Sayangnya, Alkitab tidak menunjukkan secara pasti kapan Yesus dilahirkan.
Paus Julius 1 kemudian memilih tanggal 25 Desember. Alasan di balik pemilihan tanggal ini diyakini adalah untuk mengadopsi dan menyerap tradisi Festival Saturnalia yang telah disebutkan sebelumnya.
Perayaan Natal kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Salah satunya masuk ke Mesir pada tahun 432 dan ke Inggris pada akhir abad keenam.
Pada tahun 1.100, Natal telah berubah menjadi perayaan keagamaan terpenting di Eropa. Pada tahun 1600, terjadi pertentangan terkait Natal. Banyak negara mulai melarang perayaan ini, seperti Inggris dan Amerika.
Alasannya adalah pertentangan yang dimulai oleh penganut Protestan. Banyak yang mulai mengatai Natal sebagai hari raya kafir. Hal ini menjadi buntut karena tidak adanya dasar keagamaan yang sah.
Baru pada abad ke-19, orang Amerika kemudian merayakan kembali Natal. Saat itu, masyarakat biasanya akan menghias pohon Natal dan mengirim kartu pada sanak-saudara serta teman-teman. Selain itu, tentunya aktivitas tukar kado tak terlewat.
Kini, Natal selalu diperingati tiap tanggal 25 Desember. Hampir semua negara di dunia menjadikan tanggal ini sebagai hari libur nasional.
Makna Natal
Sejatinya, bukan cara merayakannya seperti menghias pohon Natal, bertukar kado, hingga berkirim surat yang menjadi poin utama Natal. Namun, makna paling utama dalam Natal adalah datangnya Yesus Kristus bagi manusia.
Kelahiran Yesus Kristus tersebut diyakini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada umat-Nya. Ia menginginkan agar umat-Nya terselamatkan dari dosa-dosa yang telah diperbuatnya melalui Yesus Kristus.
Selain itu, Natal juga menghadirkan makna lain ditinjau dari segi sosialnya. Sebabnya, dalam perayaan Natal, umat Kristiani dilatih untuk saling berbagi, saling mengasihi, dan saling berkomunikasi.
Itulah penjelasan seputar Natal, mulai dari arti, sejarah, hingga maknanya. Semoga bermanfaat. (*)