Ilmuwan Ungkap Waktu Akhir Kehidupan Bumi karena Kehabisan Oksigen
ONEANEWS.com – Sebuah penelitian mengungkapkan waktu akhir kehidupan Bumi akibat deoksigenasi atau proses penurunan jumlah oksigen secara tiba-tiba.
Penelitian ini dapat membantu upaya pencarian planet baru yang mendukung kehidupan manusia. Ini bisa menjadi suatu keharusan, karena akan tiba waktu di mana oksigen di Bumi habis.
Dikutip dari Merdeka.com Rabu (6/12/2023), dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Geoscience, tim peneliti dipimpin oleh ilmuwan lingkungan Kazumi Ozaki memproyeksikan evolusi gas di atmosfer dengan hampir 400 ribu simulasi, menggabungkan model sistem iklim, biologi, dan geologi.
Para ilmuwan mempertimbangkan perubahan dalam kecerahan matahari, variasi karbon dioksida (CO2), dan perubahan dalam biosfer Bumi untuk menyimpulkan bahwa metana akan melimpah di planet kita dan akhirnya oksigen akan habis.
Pertanyaannya, kapan itu akan terjadi? Untungnya, kita memiliki waktu sekitar satu miliar tahun sebelum itu terjadi.
Menurut penelitian, Bumi sebenarnya sudah pernah mengalami fenomena serupa. Dalam tahap Archean sekitar 4 miliar tahun yang lalu, atmosfer Bumi kekurangan oksigen bebas.
Namun, Peristiwa Oksidasi Besar (GOE) 2,4 miliar tahun yang lalu meningkatkan tingkat oksigen, terutama karena munculnya organisme fotosintetik pertama yang mampu menghasilkan oksigen.
Saat ini, oksigen membentuk sekitar 21% dari atmosfer Bumi. Ini memungkinkan adanya kehidupan bagi organisme kompleks seperti manusia. Tapi ini tidak akan berlangsung selamanya.
“Kami menemukan bahwa atmosfer Bumi yang kaya akan oksigen tidak akan menjadi fitur permanen,” kata Ozaki. Menurut studi ini, alasan utamanya adalah proses penuaan matahari.
Seiring berjalannya waktu, matahari akan menjadi lebih panas dan melepaskan lebih banyak energi. Ini akan menyebabkan penurunan karbon dioksida di atmosfer, karena CO2, dengan menyerap panas, akan terurai.
“Kita berbicara tentang oksigen yang sekitar sejuta kali lebih sedikit daripada yang ada saat ini.”
“Kami menemukan deoksigenasi di masa depan adalah konsekuensi yang tak terhindarkan dari peningkatan fluks matahari.”
Penemuan ini menimbulkan pertanyaan menarik terkait pencarian planet yang dapat dihuni manusia. Para peneliti menyarankan melacak sinyal biologis selain oksigen untuk meningkatkan kemungkinan mendeteksi kehidupan.
Analisis ini terintegrasi dalam proyek NExSS (Nexus for Exoplanet System Science) milik NASA yang memfokuskan penyelidikan kemungkinan kehidupan di planet lain selain Bumi. (*)