Olahraga Ini Tidak Dianjurkan Dilakukan Malam Hari

Olahraga Ini Tidak Dianjurkan Dilakukan Malam Hari
Jenis olahraga yang tidak dianjurkan dilakukan saat malam hari (Foto: iStock/FangXiaNuo)

ONEANEWS.com – Berolahraga menjadi aktivitas dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar. Padatnya aktivitas seringkali membuat orang abai untuk berolahraga.

Minimnya waktu luang di pagi dan siang hari membuat sebagian besar orang berolahraga di malam hari.

Tetapi, perlu dipahami bahwa tidak sedikit kejadian ada orang yang tiba-tiba meninggal setelah melakukan olahraga di malam hari.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya, Ira Purnamasari menjelaskan waktu dan jenis olahraga yang tepat bagi beragam kebutuhan. Ia menyarankan baiknya berolahraga pada pagi hari. Hal ini dikarenakan kondisi tubuh masih segar.

Meski begitu, bukan berarti olahraga pada malam hari dilarang. Namun menurutnya, seseorang harus memperhatikan jarak selesai olahraga menuju tidur.

“Jadwal terbaik untuk melakukan olahraga di malam hari adalah 90 menit sebelum tidur, karena manfaat yang dapat dirasakan adalah membuat tidur lebih nyenyak, mengurangi stres dan kecemasan,” ungkap Ira, dikutip dari laman UM Surabaya.

Ira mengatakan, seseorang perlu mengetahui jenis olahraga mana yang boleh dilakukan di malam hari dan mana yang tidak boleh. Biasanya, beberapa olahraga ringan masih bisa dilakukan pada malam hari. Misalnya jalan kaki santai, sepeda santai, berenang, yoga, dan latihan peregangan.

Sementara jenis olahraga yang tidak dianjurkan dilakukan pada malam hari seperti balap sepeda, lari cepat, angkat beban, berenang dengan target, tenis, sepakbola, dan olahraga yang merupakan kompetisi.

Jenis olahraga ini dapat memicu hormon adrenalin secara berlebih. Hormon adrenalin sendiri dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat.

Lebih lanjut, Ira menyarankan untuk memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki sebelum berolahraga pada malam hari.

“Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, apalagi seseorang dengan usia 50 tahun ke atas yang tidak dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas berat,” ucap Ira.

Serangan jantung bisa terjadi akibat terlalu memeras tenaga saat berolahraga. Terlebih, bagi orang yang sudah lama tidak berolahraga karena bisa membuat fisik tidak siap.

“Serangan jantung mendadak terjadi pada seseorang yang memang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia,” katanya.

Penting untuk bisa memilih jenis olahraga mana yang sesuai dengan kemampuan tubuh. Selain itu, penting juga memperhatikan riwayat penyakit yang pernah dimiliki agar selalu aman melakukan olahraga.

“Pentingnya memilih olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan tetap memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, merupakan cara untuk mencegah terjadinya serangan jantung saat berolahraga,” tandasnya. (*)

Bagikan artikel ini ke :
error: