Bendungan Benteng di Pinrang, Dibangun Hasil Kerja Paksa Zaman Belanda

Bendungan Benteng di Pinrang, Dibangun Hasil Kerja Paksa Zaman Belanda
Bendungan Benteng di Kelurahan Benteng, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang. (Foto: istimewa)

ONEANEWS.com – Bendungan Benteng di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan merupakan tempat wisata yang menyimpan keindahan sekaligus sejarah menarik. Bendungan ini berada di Kelurahan Benteng, Kecamatan Patampanua.

Wisata sejarah juga dapat menambah pengetahuan tentang apa yang terjadi di masa lampau. Bendungan Benteng adalah salah satu tempat bersejarah di Sulawesi Selatan.

Sekilas Sejarah Bendungan Benteng

Bendungan Benteng adalah salah satu bendungan tua yang ada di Sulawesi dan termasuk peninggalan dari masa kolonial Belanda. Bendungan ini awalnya dibuat berdasarkan sebuah survey oleh Ir. Frama pada tahun 1927 di induk Bendungan ini.

Selanjutnya pada tahun 1939 bendungan ini mulai dibangun. Pembangunannya dipimpin oleh IR H.M Verway. Bendungan ini kemudian mulai berfungsi pada tahun 1940 sampai saat ini sebagai sarana irigasi.

Bendungan Benteng banyak memiliki sejarah karena dibangun dimasa kolonial belanda, dan dibangun dengan sistem kerja rodi atau kerja paksa tanpa istirahat.

Konon demi membangun bendungan, menurut cerita banyak rakyat yang mati dalam pembangunan bendungan ini dan dijadikan sebagai bahan material dalam pembangunan bendungan.

Fungsi Bendungan Benteng

Bendungan ini mampu mengairi 62.203 hektar persawahan yang ada di bumi lasinrang bahkan bendungan ini mendistribusikan air ke kabupaten tetangga seperti Sidrap dan kabupaten sengkang. Hal ini membuatnya memiliki peranan penting terhadap kesuksesan pertanian di Kabupaten Pinrang maupun Kabupaten Sidrap.

Bendungan ini mampu membendung air dengan volume yang besar dari aliran Sungai Saddang. Sungai tersebut mengalir melewati empat kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Toraja, Toraja Utara, Enrekang, dan Kabupaten Pinrang.

Bendungan Benteng termasuk salah satu cagar budaya yang telah diinventariskan oleh balai pelestarian cagar budaya makassar dengan nomor 874 yang menurut undang-undang nomor 11 tahun 2010 telah memenuhi syarat sebagai bangunan cagar budaya sehingga harus dilindungi dan dijaga kelestariannya.

Wisata di Bendungan Benteng

Bagi wisatawan yang menyukai destinasi anti mainstream sekaligus senang belajar sejarah, ini menjadi salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan. Tempat ini sendiri sebenarnya sudah populer di kalangan penduduk lokal.

Ketika berkunjung ke bendungan ini, wisatawan akan dimanjakan dengan pemandangan yang bagus dari atas jembatan. Pengunjung dapat menikmati keindahan sungai yang membentang dengan rimbunnya pepohonan yang tampak berwarna hijau tua dari kejauhan atau sekedar melihat air.

Pemandangan yang bagus tersebut semakin sempurna ketika sunset. Bahkan tempat ini sudah terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya yang begitu indah. Jadi banyak masyarakat setempat yang sengaja datang ke sini di sore hari untuk berburu sunset.

Tempat ini juga menawarkan udara yang sejuk. Udara sejuk tersebut berasal dari uap yang dihasilkan oleh percikan-percikan air. Kesejukan tersebut terasa semakin lengkap dengan banyaknya burung sriti yang sering terbang di sekitar bendungan ini.

Warna Bendungan Benteng

Bendungan dan area di sekitarnya dicat dengan warna kuning dan biru. Warna tersebut merupakan ciri khas dari Kementerian PUPR. Di sana juga terdapat logo yang mengelilingi pohon besar. Kuning yang menjadi warna dasar lambang bermakna keagungan Tuhan Yang Maha Esa dan juga kemakmuran.

Sementara itu warna biru kehitaman melambangkan keteguhan hati, keadilan sosial, ketegasan bertindak, dan kesetiaan pada tugas. Jadi warna pada benteng ini sebenarnya merupakan visi misi dari Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Lokasi Bendungan Benteng

Pengunjung tidak akan kesulitan untuk menemukan lokasi benteng ini karena lokasinya berada di jalan poros menuju ke daerah lain. Bendungan ini hanya dapat diakses dengan motor. Jadi mobil tidak bisa masuk sampai ke sana.

Akses menuju ke bendungan ini juga tergolong mudah. Pengunjung yang membawa motor dapat menyusuri jalur di dekat aliran bendungan yang nantinya akan masuk ke benteng.

Wisatawan yang tertarik berkunjung ke benteng ini tidak perlu khawatir karena untuk menikmati keindahannya tidak perlu mengeluarkan biaya atau gratis. Selain gratis masuk, wisatawan juga tidak akan dikenakan biaya parkir karena ini merupakan fasilitas umum.

Bagaimanapun juga ini adalah sebuah bendungan yang masih berfungsi sebagaimana mestinya. Tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan di sini.

Namun, pengunjung tetap harus waspada karena tempat ini juga cukup berbahaya, khususnya pengunjung anak-anak, sehingga harus tetap dalam pengawasan orang dewasa. (*)

Bagikan artikel ini ke :
error: