Ahli Geologi Tiongkok Temukan Bijih Logam Langka di Area Pertambangan Mongolia
ONEANEWS.com – Ahli Geologi Tiongkok menemukan deposit bijih logam langka Niobium di pertambangan Bayan Obo, Kota Baotou, Mongolia Dalam.
Logam Niobium mengandung unsur tanah jarang terbesar di dunia, dan mengandung niobium, logam abu-abu muda berkilau yang dihargai di industri baja karena kekuatannya, dan juga telah sifat superkonduktor.
Niobium yang ditemukan para ilmuwan China merupakan jenis bijih logam yang belum pernah dilihat sebelumnya dan dijuluki Niobaotite.
Dilansir dari South China Morning Post, logam Niobium terbuat dari niobium, barium, titanium, besi, dan klorida. Logam berwarna abu-abu muda ini saat ini banyak digunakan dalam produksi baja, yang diperkuat tanpa menambah bobot secara signifikan.
Niobium juga digunakan dalam pembuatan paduan lain (bahan yang terbuat dari campuran logam).
Menurut Royal Society of Chemistry, ini berguna dalam akselerator partikel dan peralatan ilmiah canggih lainnya karena merupakan superkonduktor pada suhu rendah.
Permintaan logam ini di masa depan mungkin lebih besar, untuk mengembangkan baterai niobium-lithium dan niobium-graphene. Menurut S&P Global, baterai ini dapat mengurangi risiko kebakaran bila digunakan bersama dengan litium.
Baterai niobium-lithium juga mengisi daya lebih cepat dan dapat diisi ulang lebih sering dibandingkan baterai lithium tradisional.
Pada bulan Mei, para peneliti di Center for Advanced 2D Materials (CA2DM) di NUS, yang mengembangkan baterai niobium-graphene, mengatakan bahwa baterai tersebut dapat bertahan sekitar 30 tahun.
Kekuatan ini berarti 10 kali lebih lama dari baterai lithium-ion dan dapat terisi penuh dalam waktu 30 menit. Penemuan ini tentu merupakan rezeki nomplok bagi China yang saat ini mengimpor 95% logam Niobium.
Bijih hitam kecokelatan tersebut merupakan jenis baru ke-17 yang ditemukan di deposit bijih Bayan Obo di kota Baotou, Mongolia Dalam pada 3 Oktober.
Apalagi menurut Perusahaan Nuklir Nasional Tiongkok (CNNC), logam ini hanya salah satu dari 150 mineral baru yang ditemukan di wilayah tersebut.
“Bergantung pada volume dan kualitas Niobium ini, sehingga dapat menjadikan China swasembada,” kata Antonio H. Castro Neto, profesor teknik elektro dan komputer di National University of Singapore (NUS).
Selama ini negara pemasok logam jarang tanah terbesar di dunia adalah Brasil, kemudian ada Kanada di posisi kedua.
Menurut Survei Geologi AS, Washington juga membuka tambang niobium dan fasilitas pemrosesan sedang berlangsung di Nebraska selatan. Proyek Mineral Kritis Elk Creek akan menjadi satu-satunya tambang niobium di AS. (*)