Arkeolog Temukan 100 Cermin Perunggu Kuno Milik Himiko, Pemimpin Sakti dari Negeri Yamatai
ONEANEWS.com – Arkeolog di Jepang menemukan 100 cermin perunggu kuno di Gua Pemakaman Sakurai Chausuyama di Sakurai, Prefektur Nara. Penemuan mengejutkan ini mengindikasikan penghuni makam tersebut memiliki kekuatan besar dan mungkin memiliki status kerajaan, kata para arkeolog.
Dalam temuan tersebut, terdapat serangkaian cermin, termasuk apa yang dikenal sebagai “cermin Himiko” yang memiliki tepi segitiga dan dihiasi dengan gambar dewa dan hewan, menurut Institut Arkeologi Kashihara yang dikelola prefektur di sini.
Menurut sejarah China kuno, Himiko adalah nama seorang ratu di Jepang pada awal abad ketiga. Himiko dikenal sebagai ratu dukun yang belum pernah menikah, dan tinggal di sebuah benteng di mana Ia dilayani oleh 1.000 wanita.
Menurut beberapa sumber, Himiko memerintah daerah yang disebut sebagai Yamatai, lokasi yang masih dalam perselisihan.
Himiko adalah seorang penguasa wanita kerajaan Yamatai-koku, diyakini telah menerima 100 cermin dari dinasti Wei pada tahun itu. Saat itu , Himiko hilang dari catatan sejarah Jepang dan sempat muncul dalam sejarah China.
Pecahan cermin yang ditemukan di gundukan pemakaman Sakurai Chausuyama ditampilkan di atas gambar cermin berbingkai segitiga dengan dewa dan hewan yang ditemukan dari gundukan tanah kuburan lain pada 7 September lalu di Institut Arkeologi Kashihara, Prefektur Nara.
Ketika cermin ditumpangkan, jelas artefak ini memiliki bentuk dan pola yang identik. Terdapat pula beberapa potongan cermin dibuat dalam cetakan yang sama dengan cermin Sankakubuchi Shinjukyo.
Ini memiliki ukiran berjudul Seishi Gannen (dalam bacaan Jepang), yang merujuk pada periode pertama dinasti Wei China, yang berarti tahun pertama era Seishi atau sekitar tahun 240 Masehi.
Bertahun-tahun, penggalian di gundukan pemakaman Sakurai Chausuyama telah mengungkap sekitar 385 fragmen cermin perunggu.
“Temuan ini menunjukkan kekuatan pusat kerajaan lebih kuat daripada yang mungkin pernah kita bayangkan,” ujar Profesor arkeologi dari Universitas Osaka sekaligus seorang ahli cermin perunggu, Shinya Fukugana.
“Ini bisa mengubah pemahaman kita tentang struktur politik Negara Yamato,” tambahnya.
Hasil penelitian ini akan dipresentasikan dalam sebuah acara di Tokyo pada 8 Oktober mendatang.
Sebagai catatan, gua Pemakaman Sakurai Chausuyama yang dikenal sebagai Tobi Chausuyama-kofun Tumulus, adalah sebuah gundukan besar berbentuk lubang kunci yang dibangun pada awal periode Kofun (250 M-552 M).
Lokasinya berada di Kota Sakurai, Prefektur Nara, dan merupakan salah satu situs bersejarah yang diakui oleh pemerintah pusat. (*)