Waspada, Sebagian Wilayah Sulsel Potensi Banjir Akibat Musim Hujan 2024
ONEANEWS.com – Sebagian wilayah di Sulawesi Selatan harus waspada potensi banjir. Sebab, diprediksi musim hujan terjadi di bulan Januari 2024.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat agar senantiasa waspada terutama terkait kemungkinan terjadinya banjir dan tanah longsor.
Forecaster BMKG Wilayah IV Makassar Resky Yudha mengatakan, puncak musim penghujan 2024 akan terlihat utamanya di Sulsel bagian barat.
Prakiraan curah hujan di Sulsel bagian barat dalam 10 hari ke depan, mulai 11-20 Januari akan tinggi. Curah hujannya di atas 150 milimeter per 10 hari.
Curah hujan yang tinggi itu imbuhnya, akan terjadi di wilayah Sulsel bagian barat meliputi pesisir laut yakni Kabupaten Pinrang, Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Maros, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten Takalar.
“Potensi terjadinya banjir di Sulsel di bagian barat ini dalam kategori ‘Awas’. Jadi memang berpotensi terjadinya banjir,” kata dia seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (10/1/2024).
Resky menjelaskan, curah hujan tinggi yang diprediksi terjadi 10 hari ke depan tersebut disertai angin kencang dan petir.
“Sedangkan untuk gelombang laut di Selat Makassar bagian selatan ketinggian ombak berkisar 1,25 sampai 2,5 meter. Demikian pula dengan wilayah selatan Sulsel seperti Kabupaten Kepulauan Selayar, Perairan Bonerate, dan Laut Flores bagian timur gelombang laut mencapai 2,5 meter,” jelas Resky.
Terkait masih minimnya curah hujan pada akhir 2023 dan awal 2024, menurutnya, cuaca di Sulsel berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan.
Baik itu di wilayah pesisir barat, pesisir timur, maupun pesisir utara. Di mana musim penghujan di bagian pesisir barat diprediksi terjadi selama 5 bulan, mulai November 2023 hingga Maret 2024.
“Pada April 2024, itu diprediksi sudah memasuki musim kemarau. Itu pun juga lebih cepat dibandingkan jika dirata-ratakan 3 tahun terakhir cuaca yang terdampak La Nina. Jadi musim hujan di tahun ini dipengaruhi El Nino, makanya agak kurang dan cepat memasuki musim kemarau,” tandasnya. (*)