Gerhana Matahari Total Diperkirakan Terjadi di 2024, Ini Wilayah yang Akan Gelap Gulita
ONEANEWS.com – Fenomena alam yaitu Gerhana Matahari Total diperkirakan akan terjadi di tahun 2024. Fenomena tersebut terakhir terjadi pada (4/12/2021), lalu di Antartika.
Sebagaimana diketahui, Gerhana Matahari Total merupakan proses terjadinya Bulan yang menutupi permukaan Matahari dengan sempurna. Daerah yang terdampak akan mendadak gelap gulita dalam beberapa saat.
Seperti dilansir dari laman NASA, Minggu (7/1/2024) Gerhana Matahari Total akan terjadi pada 8 April 2024. Tidak di Indonesia, wilayah yang dapat menyaksikan Gerhana Matahari Total ini di Amerika Utara, mulai dari Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko.
Adapun, Indonesia merasakan langsung Gerhana Matahari Total pada 9 Maret 2016 yang melewati hampir sebagian besar wilayah Indonesia dari barat hingga timur.
Sementara, untuk dapat mengamati Gerhana Matahari Total lagi baru akan terjadi dua tahun lagi atau tepatnya 12 Agustus 2026. Cakupan areanya berlangsung di Samudera Arktik, Greenland, Islandia, Spanyol, dan sebagian Portugal.
“Keselamatan menjadi prioritas nomor satu saat melihat gerhana matahari total. Pastikan Anda mengetahui kapan Anda perlu mengenakan pelindung mata khusus yang dirancang untuk melihat sinar matahari,” imbau NASA kepada masyarakat yang ingin melihat Gerhana Matahari Total tersebut.
Momen ini pun tidak disia-siakan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Mereka telah menyiapkan eksperimen menyambut Gerhana Matahari Total yang sudah absen di wilayahnya hampir sewindu yang lalu.
“Tujuh tahun setelah gerhana Matahari total terakhir di Amerika, kami dengan gembira mengumumkan lima proyek baru yang akan mempelajari gerhana tahun 2024,” kata Peg Luce, penjabat direktur Divisi Heliofisika di Direktorat Misi Sains di Markas Besar NASA di Washington.
“Kami sangat antusias untuk melihat eksperimen baru ini akan mengungkap tentang Matahari kita dan dampaknya terhadap Bumi,” sambungnya.
Ada lima eksperimen Gerhana Matahari Total yang dilakukan NASA, yaitu memotret proses gerhana dari ketinggian 15.240 meter di atas permukaan Bumi, pengamatan korona, eksperimen komunikasi radio amatir, pengaruh radiasi matahari terhadap atmosfer, dan mengamati magnetik Matahari. (*)