Peneliti dari Universitas Turki dan AS Temukan Bukti Keberadaan Bahtera Nabi Nuh
ONEANEWS.com – Para peneliti dari tiga universitas di Turki dan Amerika Serikat telah menghabiskan waktu sekitar satu tahun untuk menganalisis batuan dan tanah dalam formasi Durupinar yang terkenal di Gunung Ararat, gunung tertinggi di Turki. Mereka percaya bahwa situs berbentuk perahu itu menyimpan reruntuhan Bahtera Nuh.
Gunung Ararat menunjukkan bukti adanya aktivitas manusia di daerah tersebut sekitar waktu terjadinya banjir bandang yang dikisahkan dalam Alkitab dan Al-Qur’an.
Kisah Nabi Nuh menceritakan bagaimana Tuhan memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera raksasa untuk menyelamatkan keluarga dan berbagai hewan dari banjir yang dimaksudkan untuk membersihkan alam dari kejahatan yang merajalela di Bumi.
Dalam berbagai penelitian arkeologi, Bahtera Nuh disebut-sebut terdampar di pegunungan Ararat setelah terjadi banjir selama 150 hari sekitar 5.000 tahun yang lalu.
Para peneliti kini yakin bahwa mereka telah menemukan bukti aktivitas manusia di dekat formasi berbentuk perahu di pegunungan itu antara tahun 5500 hingga 3000 SM.
“Analisis batuan dan tanah dari area berbentuk unik di gunung tersebut menunjukkan aktivitas manusia di wilayah tersebut, yang terjadi pada tahun-tahun setelah banjir dalam kisah Bahtera Nuh. Ada kehidupan di wilayah ini. Hal ini terungkap dalam hasil laboratorium,” kata Faruk Kaya, wakil rektor profesor AICU seperti dikutip dari The Daily Mail, Jumat (1/12/2023).
Masih Jadi Perdebatan
Formasi Durupinar selama bertahun-tahun telah dinyatakan sebagai tempat potensial peristirahatan Bahtera Nuh, dan telah mendapat perhatian luas dari mereka yang berharap bisa menemukannya.
Meskipun banyak yang heboh, para arkeolog secara konsisten selalu menegaskan bahwa formasi tersebut alami, bukan terbentuk akibat bangkai kapal yang membatu.
Menurut mereka, tidak ada catatan geologis tentang banjir global seperti yang dijelaskan dalam teks-teks keagamaan. Beberapa orang percaya bahwa banjir yang lebih lokal mungkin saja terjadi, tetapi hal ini juga masih diperdebatkan .
Tim mengatakan saat ini tidak mungkin untuk mengatakan bahwa Bahtera Nuh sendiri berada di situs Durupinar.
“Dengan penanggalan tersebut, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa kapal tersebut ada di sini,” ujarnya
“Kita perlu bekerja dalam waktu lama untuk mengungkap hal ini. Pada periode berikutnya, kami sepakat untuk melakukan studi bersama di bawah kepemimpinan ITU, Andrew University dan AICU. Tiga universitas akan melanjutkan kiprahnya di bidang ini di masa depan,” lanjut Kaya.
Untuk saat ini, para ilmuwan menunjuk pada bukti bahan tanah liat, bahan laut, dan sisa-sisa makanan laut di dalam tanah, dalam formasi geologi sebagai bukti.
Tim peneliti menempatkan fokus baru pada wilayah tersebut pada tahun 2021 dengan menjelajahi berbagai wilayah geologi-termasuk formasi Durupinar yang terbuat dari limonit yang menyerupai kapal seperti Bahtera Nuh.
Eksplorasi lebih lanjut mengarahkan tim untuk mengambil batuan dan tanah sampel dari puncak tertinggi di negara itu untuk analisis laboratorium.
Kisah tentang Tuhan, Nuh, keluarganya, hewan-hewan yang dipeliharanya, dan Bahtera Nuh telah menimbulkan banyak perdebatan selama berabad-abad.
Pencarian bukti peristiwa ini kemungkinan akan berlanjut untuk beberapa waktu, dan hanya waktu yang akan membuktikan apakah Peristiwa itu dapat ditemukan. (*)
Sumber: the daily mail, detik