Tanda-tanda Kedatangan Dajjal dan Hal yang Ditakutinya Jelang Hari Kiamat

Tanda-tanda Kedatangan Dajjal dan Hal yang Ditakutinya Jelang Hari Kiamat
Ilustrasi. Tanda-tanda Kedatangan Dajjal dan Hal yang Ditakutinya Jelang Hari Kiamat. (Foto: iStockphoto/Bulgac)

ONEANEWS.com – Dajjal menjadi salah satu tanda kiamat yang dampaknya disebut sangat dahsyat. Ada pendapat yang mengatakan, Dajjal takut pada satu hal.

Munculnya Dajjal sebagai tanda kiamat disebutkan dalam sejumlah hadits shahih. Salah satunya dari riwayat Hudzaifah bin Usaid, sebagaimana termuat dalam kitab Nihayatul ‘Alam karya Muhammad al-‘Areifi. Hudzaifah menuturkan, pada suatu hari Nabi SAW menemui para sahabat ketika mereka sedang berbincang-bincang.

Beliau SAW lalu bertanya, “Apa yang sedang kalian perbincangkan?” Mereka menjawab, “Kami sedang memperbincangkan hari kiamat. Beliau pun bersabda,

“Sesungguhnya kiamat belum akan terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda: kemunculan kabut, keluarnya Dajjal, keluarnya binatang melata, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, amblasnya bumi di tiga tempat, yaitu di timur, di barat, dan di Jazirah Arab. Lalu, yang terakhir api yang keluar dari Yaman yang akan menggiring manusia ke Padang Mahsyar.” (HR Muslim. Hadits ini juga termuat dalam Musnad Ahmad dan Sunan Al-Arba’ah)

Ibnu Katsir dalam kitab An-Nihayah Fi Al-Fitan wa Al-Malahim memaparkan sebuah hadits yang menyebut bahwa Dajjal akan muncul di tempat yang bernama Khurasan. Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya, Dajjal muncul dari bumi di sebelah timur yang bernama Khurasan. Ia diikuti oleh kaum yang wajahnya laksana perisai yang ditempa.” (HR Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. At-Tirmidzi menyatakan shahih)

Abu Hurairah RA turut meriwayatkan dari Rasulullah SAW perihal kemunculan Dajjal. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Niscaya Dajjal akan turun di Hauran dan Karman dengan 70.000 pengikut. Wajah-wajah mereka laksana perisai yang di tempatnya.” (HR Ahmad dalam Al Musnad. Ibnu Katsir mengatakan isnad hadits ini jayyid, kuat, dan hasan)

Tanda-tanda Kedatangan Dajjal

Ada sejumlah peristiwa menjelang kemunculan Dajjal. Merangkum kitab An-Nihayah Fi Al-Fitan wa Al-Malahim karya Ibnu Katsir dan Al-Masih Al-Muntazhar wa Nihayah Al-Alam karya Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, berikut beberapa tanda-tanda kedatangan Dajjal menurut hadits.

1. Menurunnya agama dan ilmu merosot. Ada yang mengatakan Dajjal akan muncul ketika orang-orang yang beragama semakin sedikit

2. Manusia lupa mengingat Allah SWT

3. Bencana kelaparan melanda manusia

4. Terjadinya paceklik selama tiga tahun menjelang kemunculan Dajjal

5. Banyak para pendusta

6. Pembunuhan merajalela

7. Terjadinya huru-hara

8. Harta melimpah

9. Banyak fitnah bertebaran

10. Bahaya Kesesatan Dajjal

Dajjal akan menyesatkan umat manusia di akhir zaman. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa tidak ada fitnah yang lebih besar melebihi fitnah Dajjal.

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ

Artinya: “Tidak ada satu pun makhluk sejak Adam diciptakan hingga terjadinya kiamat yang fitnahnya lebih besar dari Dajjal.” (HR Muslim)

Imam Ahmad dalam Al Musnad mengeluarkan sebuah hadits yang berisi perintah agar menjauhi Dajjal. Hadits ini berasal dari Imran bin Hushain dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda,

“Siapa yang mendengar Dajjal, hendaknya ia menjauhinya. Siapa yang mendengar Dajjal, hendaknya ia menjauhinya. Siapa yang mendengar Dajjal, hendaknya ia menjauhinya. Seseorang mendatanginya dan mengira bahwa Dajjal itu orang mukmin. Orang itu tetap bersamanya karena ia memiliki syubhat sehingga orang itu mengikutinya.” (HR Ahmad dan isnadnya jayyid)

Ini Hal yang Ditakuti Dajjal

Ada suatu pendapat yang mengatakan bahwa Dajjal takut pada dukhan (kabut/asap/debu). Pendapat ini dipaparkan Wisnu Sasongko dalam buku Armageddon: Peperangan Akhir Zaman Menurut Al-Qur’an, Hadits, Taurat, dan Injil saat membahas Al-Malhamah, huru-hara besar jelang kiamat.

Ia menjelaskan, saat terjadinya Al-Malhamah, meteor akan jatuh ke bumi yang menyebabkan ledakan dahsyat hingga menimbulkan debu-debu beterbangan berbentuk kabut. “Hal inilah yang menyebabkan Dajjal menjadi cacat dan pasukannya hancur lebur,” jelas Sasongko dalam buku tersebut.

Meski belum ditemukan hadits yang secara jelas membahas bahwa Dajjal takut pada dukhan. Namun, ada sebuah riwayat yang menjelaskan terkait hal ini.

Pada zaman nabi, ada seseorang yang mengaku sebagai Dajjal. Orang itu bernama Ibnu Shayyad. Ketika Rasulullah SAW menguji Ibnu Shayyad, beliau menanyakan perihal dukhan. Peristiwa ini mengacu pada riwayat Ibnu Umar RA yang termuat dalam Asyrath As-Sa’ah Al-‘Alamat Al-Kubra karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khaththab RA berangkat bersama Nabi SAW untuk menemui Ibnu Shayyad. Mereka pun menjumpainya sedang bermain-main dengan bocah di puncak benteng Bani Maghalah. Padahal sudah begitu dekat dengan Ibnu Shayyad tetapi Ibnu Shayyad tidak menyadarinya.

Sampai akhirnya Rasulullah SAW menepuk dada Ibnu Shayyad. Kemudian beliau bertanya, “Apakah kamu bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?”

Ibnu Shayyad memandang beliau dan menjawab, “Aku bersaksi bahwa kamu adalah utusan bagi orang-orang yang buta huruf.

Lalu, Ibnu Shayyad bertanya kepada Nabi SAW, “Apakah kamu bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?”

Nabi SAW membantahnya dan bersabda, “Aku beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya.” Beliau juga bersabda, “Aku merahasiakan sesuatu darimu.”

Lantas Ibnu Shayyad berkata, “Itu adalah asap.”

Mahir Ahmad Ash-Shufiy menjelaskan, maksud asap dalam perkataan Ibnu Shayyad tersebut adalah asap yang termuat dalam firman Allah SWT,

فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ ١٠

Artinya: “Maka, nantikanlah hari (ketika) langit mendatangkan kabut asap yang tampak jelas.” (QS Ad Dukhan: 10)

Setelah itu Rasulullah SAW bersabda, “Enyalah kamu karena kamu tidak akan bisa mengubah takdirmu.”

Umar bin Khattab RA saat itu hendak membunuh Ibnu Shayyad, namun Rasulullah SAW menukas, “Jika dia memang Dajjal, kamu tidak akan mampu melakukannya, tetapi jika dia bukan Dajjal maka membunuhnya tidak bermanfaat bagimu.” (HR Bukhari)

Menurut Imam an-Nawawi, masih samar apakah Ibnu Shayyad adalah Dajjal atau bukan. Namun, kata dia, dia adalah penipu dan Nabi SAW tidak pernah menegaskan apakah dia memang Dajjal. (*)

Sumber: detikHikmah

 

Bagikan artikel ini ke :
error: