Kronologi Pesawat Tempur Taktis Milik TNI AU yang Jatuh di Pasuruan
ONEANEWS.com – Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano yang jatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur adalah pesawat milik Skadron Udara 21 Landasan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang.
Informasi dari laman TNI AU menyebut bahwa pesawat EMB 314 Super Tucano ini merupakan pesawat latih lanjut yang berkemampuan COIN (Counter Insurgency) atau pesawat anti perang gerilya.
Pesawat ini diproduksi oleh Embraer Brazil bermesin Pratt & Whitney Canada PT6A-68C turboprop dengan kecepatan maksimum 590 km/h dan ketinggian 35.000 ft dan sanggup menahan gaya gravitasi maksimum hingga +7g dan -3.5g.
Pesawat EMB 314 Super Tucano TT-3103 mulai memperkuat Skadron Udara 21 pada tanggal 2 Februari 2012 sedangkan TT-3111 pada 23 November 2015.
Kedua pesawat tersebut kondisinya layak terbang dan usia pakai yang relatif muda yakni 11 tahun dan 8 tahun. Berbagai misi operasi dan Latihan telah dilaksanakan oleh Pesawat tempur kebanggaan TNI Angkatan Udara ini.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati, di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur menjelaskan, kedua pesawat tersebut terjatuh saat tengah melakukan latihan formasi. Terdapat empat pesawat yang ikut sesi latihan, dua di antaranya kehilangan kontak dan terjatuh.
“Pesawat tersebut take off pada pukul 10.51 WIB. Sebetulnya penerbangan ini terdiri dari empat pesawat,” jelas Agung.
Saat penerbangan latihan rutin, empat pesawat tempur milik TNI AU melakukan misi latihan profisiensi formation flight rute ABD – Area – ABD (Alpha, Bravo, Charlie, Delta, Med-Low).
Disebutkan, Letnan KolonelPnb. Sandhra “Chevron” Gunawan selaku Komandan Skadron Udara 21 bersama Kolonel Adm. Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh) berada dalam satu pesawat dengan nomor ekor TT-3111.
Sementara, pesawat bernomor ekor TT-3103 terdapat Kolonel Pnb. Subhan (Komandan Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh) dan Mayor Pnb. Yuda A. Seta.
Agung juga menjelaskan, dua pesawat tersebut dikabarkan hilang kontak sekira pukul 11.18 WIB. Berdasarkan rencana penerbangan, latihan tersebut rencananya dilakukan di ketinggian 8.000 kaki atau lebih kurang 2.438,4 meter.
Namun, terlebih dahulu pihaknya harus mendapatkan data dari data recorder yang masih dalam pencarian, untuk memastikan ketinggian pesawat tersebut.
Dijelaskan pula bahwa saat dua pesawat lain mendarat di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, ada laporan dari aparat teritorial bahwa ada pesawat jatuh di wilayah Kabupaten Pasuruan. Lokasi kecelakaan dua pesawat dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 berada di dua tempat yang berbeda.
“Dua pesawat itu jatuh di tempat berbeda, satu di sebelah utara dan satu lainnya agak ke selatan. Namun, keduanya berada di sebelah utara wilayah pegunungan,” tandas Agung. (*)